SENYAMPANG KITA MASIH DIKARUNIAI UMUR, SENYAMPANG KITA MASIH DIKARUNIAI KESEHATAN, BERBAGI KEPADA SESAMA BUKAN BERARTI KITA KEHILANGAN SESUATU TETAPI JUSTRU KITA AKAN TERUS MENABUNG PAHALA YANG TERUS BERTAMBAH SETIAP SAAT

Selasa, 26 Oktober 2010

GAGASAN






ARTI EKSPLORASI , ELABORASI , DAN KONFORMASI DALAM RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) , DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
EKSPLORASI , ELABORASI , DAN KONFORMASI DALAM RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) ,
DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
EKSPLORASI, ELABORASI, DAN KONFIRMASI merupakan 3 istilah yang saat inisedang
“ngetrend” dikalangan para guru. Kala dihadapkan pada pertanyaan ; “Apa sih pengertian dari
ketiga istilah tersebut dan bagaimana penerapannya dalam kegiatan pembelajaran ?”, ternyata
banyak para guru yang belum memahaminya.
Nah … , Saya memberi solusinya ketiga istilah tersebut,
Berikut adalah hasil ;



A. Definisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ketiga istilah tersebut bermakna sebagai berikut:
1. Eksplorasi adalah kegiatan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru dari situasi
yang baru.
2. Elaborasi adalah penggarapan secara tekun dan cermat.
3. Konfrimasi adalah pembenaran, penegasan, dan pengesahan
B. Aplikasi ketiga istilah tersebut dalam rancangan dan proses pembelajaran
Pengaplikasian ketiga istilah tersebut dalam rancangan dan proses pembelajaran adalah
sebagai berikut ;
1. Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, guru melibatkan peserta didik dalam mencari dan menghimpun
informasi, menggunakan media untuk memperkaya pengalaman mengelola informasi,
memfasilitasi peserta didik berinteraksi sehingga peserta didik aktif, medorong peserta didik
mengamati berbagai gejala, menangkap tanda-tanda yang membedakan dengan gejala pada
peristiwa lain, mengamati objek di lapangan dan labolatorium.
Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus ekplorasi adalah
Peserta didik :
- menggali informasi dengan membaca, berdikusi, atau percobaan
- mengumpulkan dan mengolah data
Guru :
- menggunakan berbagai pendekatan dan media
- memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, dan peserta
didik dengan sumber belajar
- melibatkan peserta didik secara aktif
2. Elaborasi
Dalarn kegiatan elaborasi, guru mendorong peserta didik membaca dan menuliskan hasil
eksplorasi, mendiskusikan, mendengar pendapat, untuk lebih mendalami sesuatu,
menganalisis kekuatan atau kelemahan argumen, mendalami pengetahuan tentang sesuatu,
membangun kesepakatan melalui kegiatan kooperatif dan kolaborasi, membiasakan peserta
didik membaca dan menulis, menguji prediksi atau hipotesis, menyimpulkan bersama, dan
menyusun laporan atau tulisan, menyajikan hasil belajar.
Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus elaborasi adalah
Peserta didik :
- melaporkan hasil eksplorasi secara lisan atau tertulis, baik secara individu maupun kelompok
- menanggapi laporan atau pendapat teman
- mengajukan argumentasi dengan santun
Guru :
- memfasilitasi peserta didik untuk berpikir kritis, menganalisis, meemcahkan masalah,
bertindak tanpa rasa takut
- memfasilitasi peserta didik untuk berkompetisi
3. Konfirmasi :
Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan umpan balik terhadap apa yang dihasilkan
peserta didik melalui pengalaman belajar, memberikan apresiasi terhadap kekuatan dan
kelemahan hasil belajar dengan menggunakan teori yang dikuasi guru , menambah informasi
yang seharusnya dikuasai peserta didik, mendorong peserta didik untuk menggunakan
pengetahuan lebih lanjut dari sumber yang terpecaya untuk lebih menguatkan penguasaan
kompetensi belajar agar lebih bermakna. Setelah memeperoleh keyakinan, maka peserta didik
mengerjakan tugas-tugas untuk mengasilkan produk belajar yang kongkrit dan
kontekstual.Guru membantu peserta didik menyelesikan masalah dan menerapkan ilmu dalam
aktivitas yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus konfirmasi
Peserta didik :
- melakukan refleksi terhadap pengalaman belajarnya
Guru :
- memberi umpan balik positif kepada peserta didik
- memberi konfirmasi melalui berbagai sumber terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
- berperan sebagai narasumber dan fasilitator
- memberi acuan agar peserta didik melakukan pengecekan hasil ekplorasi
- memberi motivasi kepada peserta didik



DILEMA MATA PELAJARAN PKn

Ketika saya melihat di televisi, berita lewat internet dan koran, betapa prihatinnya melihat siswa SLTA kelas XII tidak mampu menghafal Pancasila. Demikian juga dengan para gurunya. Dalam pemikiran saya hafal saja tidak bagaimana mau mengamalkannya? 





Kita lihat sekarang ini betapa masyarakat begitu mudahnya tersulut dengan masalah-masalah yang sepele. Seolah musyawarah mufakat yang diajarkan Pancasila yang sedemikian luhurnya seolah sudah tidak lagi berbekas pada kepribadian bangsa Indonesia. Dulu bangsa kita ini dikenal di seantero penjuru dunia sebagai bangsa yang ramah tamah, bertoleransi tinggi, suka menolong dan suatu bangsa yang dengan kebhinekaannya mampu dipersatukan dengan Pancasila. Kemana kepribadian luhur ini perginya?

Materi PKn yang tidak lagi di UN kan menambah dilema materi pelajaran ini. Apalagi kelulusan siswa sekarang hanyalah diukur dari berapa anak memperoleh angka, soal moral dan tingkah lakunya bagaimana tidak lagi menjadi pertimbangan. Jadi wajar kalau generasi muda sekarang sebagian besar cenderung tingkah lakunya tak lagi  mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia, yang berkepribadian Pancasila. Dan yang berwenang di atas sana selalu mengambing hitamkan sekolah tempat berjalannya proses pendidikan anak bangsa. Siapa sebenarnya yang salah disini ? Semua pasti tahu dengan hati nuraninya.

Seiring dengan bergulirnya waktu, perubahan Undang-undang dan sistem yang berlaku didalam sistem pemerintahan, serta hasrat bangsa Indonesia membentuk karakter bangsa  Mata Pelajaran PKn seharusnya menjadi mata pelajaran yang diutamakan. Siswa seharusnya tak perlu mendapat predikat LULUS jika moralnya memang tidak bagus. 

Maraknya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme berawal dari moral anak bangsa yang tidak sesuai dengan Moral Pancasila. Pembentukan moral anak bangsa ini berawal dari proses belajar di Sekolah. Artinya proses kenaikan kelas dan proses kelulusan seharusnya Mata Pelajaran PKn  menjadi salah satu mata pelajaran yang menjadi penentu proses itu. 

Mengapa Mata pelajaran PKn sekarang tidak begitu diminati siswa ?
Karena siswa melihat apa yang dibahas dan dipelajari didalam mata pelajaran tersebut tidak sesuai dengan yang mereka lihat di dunia nyata. Ketika di Sekolah diajarkan agar tidak korupsi yang mereka lihat reformasi yang katanya mau memberantas korupsi ternyata malah meyuburkan korupsi. Ketika di Sekolah diajarkan tentang penegakan hukum, yang mereka lihat di dunia nyata hukum dengan mudahnya bisa di beli. Ketika di Sekolah diajarkan penegakan HAM, yang mereka lihat HAM hanya untuk yang punya   kuasa dan yang   berharta. Dan siswapun   berfikir  "ach ...... Mata Pelaran PKn hanyalah teori yang tidak penting untuk diperhatikan, toh nanti saya akan lulus asal nilai UN saya lulus".  Hmmmm....... geleng geleng kepala atau sedih ya mendengarnya?
























2 komentar:

  1. hadirrrrr...
    sippp...
    ayo nulis pak, hehehhe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sobat Kang ulid (http://ulidblog.wordpress.com/) mudah-mudahan ada manfaatnya

      Hapus